Catatan #7 tentang Ramadhan
Adalah benar, jika Rasulullah SAW bersabda, bahwa jihad dalam shaum Ramadhan lebih hebat dari pada jihad di medan laga Badar. Perang Badar, perang pertama dalam sejarah Islam melawan kaum Quraisy dikenal sebagai perang yang hebat. Jumlah kekuatan yang tidak berimbang antara Muslimin dan Musyrikin adalah sebuah bukti betapa perang itu menjadi sangat berat. Pertolongan Allah, kesabaran dan ketaatan kaum Muslim yang kemudian menjadikan kemenangan menjadi teramat indah.
Dan usai itu, Kaum Muslim disambut jihad yang lebih hebat, sebagaimana isyarat Rasul, yakni shaum Ramadhan. Jika dalam perang Badar, kaum Muslim menghadapi musuh yang nampak, seberapapun hebatnya kekuatan itu. Dalam shaum Ramadhan, kita menghadapi musuh kita yang seringkali kita tidak kenali dengan pasti : nafsu. Sungguh, keimanan dan ketaatan serta kesabaran untuk berjuang tanpa hentilah yang akan menenangkannya. Dan tentu saja, pertolongan Allah.
Ya, pertolongan Allah. Sungguh, manusia teramat dhaif untuk dapat berbusung dada, bahwa apapun yang dapat dipersembahkannya adalah usahanya sendiri dan tanpa campur tangan Allah di dalamnya. Bukankah Rasul yang mulia, yang ma’shum, bahkan mengajarkan doa pertolongan kepada Allah untuk dapat mengingatNya, mensyukuri setiap ni’matNya dan mempersembahkan ibadah terbaik kepadaNya.
Dan hari ini, dalam nyaris keputusasaan itu, aku hanya dapat berdoa, semoga Allah mengampuni dosaku atas shaumku yang tak sempurna, yang masih diliputi dusta, getaran rasa dan buruk sangka …